20111114

Satu Emas Terlepas

Minggu, 13 November 2011 01:46 WINGER Indonesia asal Sumsel, Hudaidah Kadir, harus merelakan satu emas polo air lepas dari genggaman Merah Putih. Walau sudah berjuang keras dan penuh emosi, Hudaidah dkk tetap takluk dari Singapura. Cewek bertahi lalat di kening itu tertunduk lesu dan dipaksa puas dengan perak, dalam pesta olahraga terbesar di Asia Tenggara, SEA Games XXVI yang diselenggarakan di Lumban Tirta, Palembang, kemarin.  
Hudaidah mengaku, emosi yang menguasai permainan membuat timnya tidak sabar saat menuntaskan serangan, yang akhirnya dipatahkan tim lawan. “Awalnya kami merasa yakin bisa. Secara teknis permainan, Singapura biasa saja, tapi ternyata permainan mereka memang bagus. Ya, kami tetap puas dengan hasil ini,” ujar atlet putri yang sukses menyumbang empat gol selama kompetisi ini.
    Manajer Timnas Andreas Legawa, mengatakan, perbedaan usia yang terpaut jauh menjadi salah satu faktor kekalahan. Timnas Indonesia masih kalah senior dan kalah jam terbang. “Umur anak-anak masih muda. Mereka (Singapura, red) rata-rata kelahiran tahun 1990 ke bawah. Sedangkan kami nggak ada yang lebih dari 20 tahun,” ujarnya.
    Timnas Indonesia merasa bermain di bawah tekanan, karena final merebut emas Polo Air di SEA Games ini merupakan yang pertama kalinya. “Kekalahan satu-dua bola memang menyakitkan. Sekarang memang kalah, tapi kami optimis mereka akan menang tahun mendatang,” kata Andreas.
    Sementara, perlawanan polo air putra Timnas Indonesia juga melawan Singapura, yang merupakan juara bertahan. Selain itu, akan melawan Filipina, Thailand, dan Malaysia.
    Untuk diketahui, polo air putri, pada pertandingan itu tampak kedua tim sama-sama tampil ngotot sejak kuarter pertama. Mereka saling menekan. Gawang Indonesia yang dijaga Ayudya Suidarwaty sempat dibombardir tiga kali oleh forward Singapura, Adelyn Yew, ditambah serangan lain oleh Tan Hui dan Loh Huihui. Namun pasukan Merah Putih tak tinggal diam, kapten Kezzie Ali balik membalas dua gol, ditambah dua gol lainnya oleh Melviani Eka dan Hudaidah Kadir. Kuarter awal berakhir 5-4.
    Kuarter selanjutnya, permainan keduanya makin keras saat masing-masing mencetak dua gol. Singapura masih memimpin dengan 7-6. Di kuarter ketiga, kiper asal Sumsel, Ernawati Imron, diplot menggantikan Ayudya. Armada Indonesia mulai bangkit dengan menyarangkan gol demi gol ke gawang Low Seet Teng, salah satunya eksekusi penalti oleh Kezzie Ali, meski lawan juga balik membalas. Berkali-kali kedua tim samakan kedudukan hingga skor berakhir 9-9.
    Seruan pendukung Indonesia bergemuruh di tribun berharap agar tim kebanggaan mereka bisa menuntaskan perjuangan dengan hasil maksimal.  Serangan mematikan dibangun Kezzie Ali dkk dengan beberapa kali meneror gawang lawan, namun peluang yang dimiliki kerap gagal dimanfaatkan karena membentur mistar gawang. Sebaliknya Singapura justru menambah koleksi golnya dua kali lewat Kan Enci Mary. Laga akhirnya dimenangkan Singapura 11-9.
    Secara taktik, Indonesia memang tidak kalah dari lawan. Namun ada faktor lain penyebab kekalahan tim. “Pemain kita lebih muda, sementara persiapan selama enam bulan tidak begitu cukup. Lawan lain telah bersiap dalam hitungan tahun, bukan hitungan bulan,” ungkap pelatih Indonesia, Natalya Rustamova.
    Meski menyiratkan kekecewaan, wanita asal Uzbekistan ini cukup puas dengan performa anak- anak asuhnya. “Hasil ini tidaklah buruk. Ini adalah langkah yang baik untuk menjadi pemenang di masa depan. Dengan persiapan selama satu dua tahun, kita bisa bermain lebih bagus. Mungkin ini bisa jadi pengalaman mereka,” katanya. (x15/ce1)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar