20111027

Hina Ahmadinejad, Pelajar Dicambuk 74 Kali

Aulia Akbar
Senin, 10 Oktober 2011 10:02 wib
Foto : Peyman Aref setelah dicambuk 74 kali (guardian)
Foto : Peyman Aref setelah dicambuk 74 kali (guardian)
TEHERAN - Seorang aktivis dan juga pelajar dijatuhi hukuman cambuk 74 kali setelah dituduh menghina Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad.

Seorang mahasiswa ilmu politik dari Univesitas Teheran, Peyman Aref, sebelumnya dijatuhkan hukuman penjara pada Maret 2010 karena melancarkan propaganda yang menyerang Pemerintah Iran melalui media asing.

Aref pun diberikan hukuman cambuk 74 kali karena menulis sebuah surat berisikan ejekan terhadap Ahmadinejad. Selain hukuman cambuk, Aref pun jatuhi larangan seumur hidup untuk bekerja sebagai jurnalis atau anggota dari partai politik di Iran. Demikian seperti diberitakan Guardian, Senin (10/10/2011).

Hukuman penjara Aref berakhir pada Minggu kemarin. Namun, satu jam sebelum dirinya dibebaskan dari Penjara Evin di Teheran, Aref akan diberikan hukuman cambuk terlebih dahulu.

Aref pun dicambuk oleh seorang sipir bertopeng, tepat di depan istrinya sendiri dan para pejabat dari pengadilan Iran.

"Hukuman cambuk di Iran umumnya dijatuhkan terhadap seseorang yang terbukti meminum alkohol. Namun para aktivis politik umumnya dicambuk dalam kasus lain, seperti halnya mendiskreditkan Islam atau Nabi. Kasus hukuman cambuk yang dijatuhkan pada Aref belum pernah terjadi sebelumnya," ujar seorang jurnalis Iran.

Pada 2009 lalu, saat kampanye presiden Iran dimulai, Aref menyerang Ahmadinejad yang melakukan tekanan terhadap para aktivis di kampusnya. Para mahasiswa yang melancarkan kritik kepada Pemerintah Iran akan diberikan poin hukuman sebanyak tiga kali. Aref saat itu dijatuhi hukuman dan tidak diperbolehkan untuk melanjutkan studinya.

"Apapun yang dikatakan Ahmadinejad di New York dalam Sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu hanyalah bualan. Saya pun menulis surat ke Ahmadinejad untuk mengingatkannya tentang apa yang sudah dilakukan olehnya terhadap kampus saya," ujar Aref.

Otoritas keamanan Iran menganggap surat itu sebagai ancaman karena Aref tidak mengucapkan salam di awal pembukaan suratnya.(rhs)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar