Kenapa suku sumatera barat itu disebut dengan suku Minang Kabau? Kebanyakan orang-orang yang bukan berasal atau bukan orang asli Sumatera Barat tidak pernah tahu dengan sejarah nama dari suku asli daerah Sumatera Barat ini. Seperti pada namanya Minang Kabau, kabau kalau diartikan ke dalam bahasa Indonesia berarti kerbau dan memang segala yang berhubungan dengan suku ini pasti ada atribut seperti kerbau.
Misalnya saja dari atap rumah adat yang berbentuk tanduk kerbau dan juga penutup kepala wanita minang kabau yang berbentuk tanduk juga. Dan kalau kita perhatikan juga sampai tim sepak bola kebanggaan orang Sumatera Barat, Semen Padang FC. Juga menggunakan kerbau sebagai lambang dan slogan nya yaitu kabau sirah atau kerbau merah.
sumber : picasaweb.google sumber : febrie.blogspot.com
Ada apa sebenarnya dibalik suku minangkabau ini, yang menjadikan hewan kerbau sebagai lambang kebanggaan bahkan menjadi identitas budaya mereka mereka? Mari kita ketahui lebih lanjut..
Suku Minangkabau memang mempunyai keterkaitan yang sangat erat dengan hewan ternak berkaki empat yang disebut kerbau itu. antara lain terlihat pada berbagai identitas budaya Minang, seperti atap rumah tradisional mereka (Rumah Bogonjong). Rumah adat yang kerap disebut juga Rumah Gadang itu berbentuk seperti tanduk kerbau. Begitu pula pada pakaian wanitanya (Baju Tanduak Kabau).
Sudah beratus-ratus tahun lamanya kerbau menjadi salah satu hewan “favorit” di Provinsi Sumbar. Badan kerbau yang besar dan kekar dianggap mampu membantu berbagai macam pekerjaan manusia. Bagi suku besar Minangkabau, kerbau telah mengantarkan kejayaan mereka di masa silam. Untuk warga Minang, mempunyai kerbau aduan yang kuat bak memiliki harta berharga sekaligus kehormatan
Minangkabau, suku besar di wilayah Sumatra Barat ini kaya akan warisan sejarah dan budaya. Secara harfiah, Minangkabau diambil dari kata minang yang berarti kemenangan, dan kabau yang berarti kerbau. Dengan kata lain Minangkabau berarti "Kerbau yang Menang". Penamaan ini berhubungan erat dengan sejarah terbentuknya Minangkabau yang diawali kemenangan dalam suatu pertandingan adu kerbau untuk mengakhiri peperangan melawan kerajaan besar dari Pulau Jawa. sumber : mediaposgroup-sumbar Menurut cerita, Konon dahulu kala karena bantuan kerbau-lah masyarakat di Sumbar menang perang melawan suku Jawa. Ketika suku dari kerajaan jawa menyerang suku asli sumatera barat, untuk menghindari terjadinya perang besar maka muncullah usulan berperang dengan cara adu kerbau. Dengan perjanjian, kerbau dari pihak yang menang lah nanti status pemenang perang diperoleh dan diakui. Kesepakatan pun di dapat dari perjanjian itu, maka oleh pihak penyerang yaitu suku jawa, dicarilah kerbau yang terbesar dan paling kuat dan memilki tanduk yang tajam di daerahnya. Sementra pihak suku asli justru sebaliknya, mereka hanya memilih anak kerbau yang sedang menyusu dan sudah dipisahkan dari induknya selama dua hari dan bahkan belum mempunyai tanduk yang cukup tajam akan tetapi dengan kecerdikan suku asli, ditanduk kerbau kecil tadi dipasangkan dua bilah pisau yang cukup tajam, guna memberikan perlawanan. Hal itu berarti kerbau pihak suku asli hanya memiliki kerbau kecil yang kurus kelaparan yang jauh berbeda dengan kerbau milik pihak penyerang yang berbadan besar dan kuat. Setelah melakukan persiapan dan merancang strategi yang bagus, maka sampailah pada hari yang ditunggu-tunggu. Masing-masing kerbau yang telah dipersiapkan sebelumnya dikeluarkan dan dipertemukan di medan laga. Kerbau pihak penyerang dikeluarkan terlebih dahulu, badan kerbau yang besar, kekar dan kuat serta tanduk yang melengkung tajam membuat sejumlah orang berdecak kagum melihatnya, sebaliknya ketika kerbau pihak suku asli dikeluarkan ke medan laga semua orang tertawa dan meremehkan kemampuan kerbau tersebut. Ternyata anggapan orang salah ketika kedua kerbau siap untuk di lepas dan bertarung, kerbau pihak suku asli justru berlari kencang menghampiri kerbau pihak lawan yang besar dan gagah tadi. Sapi kecil yang kurus dan kelaparan setelah tidak diberi susu selama dua hari tadi itu langsung masuk dan menyeruduk perut kerbau lawan karena ia menganggap kerbau besar itu adalah induknya. Dengan penuh rasa kelaparan akan butuh susu si kerbau kecil terus menyeruduk perut kerbau besar yang kuat tadi. Alhasil sekejap saja perut kerbau besar robek dan bahkan ia lari dari serangan kerbau kecil yang terus mengejarnya sambil menyeruduk terus karena rasa lapar dan haus tadi. Kecerdikan pihak suku asli dalam memilih strategi akhirnya memenangkan pertarungan sekaligus perperangan tersebut. |
Akhirnya sampai sekarang mereka menamakan dirinya sebagai suku Minangkabau. Minang yang berarti menang dan kabau adalah kerbau, yang berarti menang adu kerbau. Dan dari sinilah akhirnya kebanggan orang/suku minang kabau terhadap kerbau sehingga menjadikan kerbau sebagai identitas budaya mereka..
Kalo kita dengar lagu Band Slank, disalah satu lirik lagunya berbunyi “Kota batik di Pekalongan, bukan Jogja eh bukan Solo...” itu memang benar. Karena selama ini yang terkenal dengan batik dan memproduksi dalam jumlah banyak sampai ke belahan dunia / negara lain sekalipun adalah batik daerah-daerah tersebut atau daerah di sekitar Jawa. Akan tetapi kebanyakan dari kita tidak mengetahui bahwa batik tidak hanya ada di daerah jawa saja. Salah satunya ada batik yang berasal dari daerah minang atau Sumatera Barat. Ya, ternyata di Nagari Urang Awak itu juga ada batik lho..? Motifnya pun gak kalah unik dan bagus dari batik-batik yang sering kita jumpai.
Batik Minangkabau ini disebut batik tanah liek, karena batik yang asalnya dari Sumatera Barat itu salah satu pewarnanya adalah tanah liek, yaitu tanah liat. Ada bermacam-macam sumber pewarna alam lainnya. Ada yang dari kulit jengkol, kulit rambutan, gambir, kulit mahoni, daun jerame dan masih banyak akar-akar lainnya yang juga digunakan.
Batik Tanah Liek menurut sejarahnya berasal dari Cina yang dibawa oleh pedagang Cina. Karena indahnya wanita Minang memanfaatkan batik ini untuk selendang. Harganya tergolong mahal Sehingga hanya digunakan pada acara-acara tertentu saja. Pada acara itu pun hanya dipakai oleh ninik mamak dan bundo kanduang, atau panutan adat. Selendang ini selalu dipertahankan oleh orang Minang sebagai kerajinan peninggalan nenek moyang.
Jika batik daerah lain banyak mengadopsi motif-motif flora, motif batik tanah liek Pessel banyak terinspirasi dari binatang-binatang laut seperti, kuda laut, dan biota lain. Hal ini disebabkan topografi daerah tersebut yang terletak di pesisir pantai sehingga masyarakatnya sangat akrab dan dekat dengan laut. Sehingga biota laut yang beranekaragam dan memiliki keindahan tersendiri menjadi inspirasi untuk menciptakan karya seni atau kerajinan tangan seperti batik.
Batik Minangkabau Batik Tanah Liek
“Batik Pessel ada 9 motif, 6 motif laut dan 1 motif flora, yakni kaluak paku untuk pinggir kain, Sejarah batik tanak liek Pessel berawal sejak zaman dulu, saat batik berupa selendang dipakai hanya untuk acara adat. Warna batik hanya ada dua, warna tanah dan hitam.
Warna tanah didapatkan dari merendam kain dalam larutan tanah liat. Sedangkan warna hitam diperoleh dari larutan kulit jengkol yang direndam dalam air. Seiring perkembangan zaman, dan tuntuan pasar, batik tanak liek Pessel berkembang menjadi aneka fashion seperti baju stelan, pakaian gamis, jilbab dan kemeja atau baju koko untuk laki-laki. Warna pun kian beragam sesuai selera pasar.
Ada warna-warna cerah, seperti merah, merah muda, biru, hijau hingga warna-warna soft dan perpaduan warna yang cantik. Dasar kain tidak hanya sutera yang ringan dan nyaman tapi juga ada santung dobi dan lainnya. Hingga kini batik tanah liek Pessel sudah berkibar di mana-mana, baik di nusantara maupun mancanegara.
Keelokan Pantai Air Manis dengan sisa sejarah Legenda Malin Kundang
sumber foto : padang box.com
Apabila membicarakan Padang, secara spontan orang-orang pasti mengingat makanan atau masakan nya yang terkenal enak dan penuh cita rasa. Selain itu juga orang-orang akan mengingat satu cerita atu legenda yang memang cukup terkenal dari jaman dahulu yaitu legenda Malin Kundang. Memang cerita rakyat ini sangat identik dengan padang, karena memang cerita itu terjadi di daerah atau di pantai padang. maka setiap orang yang menyebut malin kundang pasti ingat itu adalah cerita padang, sebaliknya kalau ada yang menyebut padang maka orang pasti ingat malin kundang.
Malin Kundang adalah kaba yang berasal dari provinsi Sumatra Barat, Indonesia. Legenda Malin Kundang berkisah tentang seorang anak yang durhaka pada ibunya dan karena itu dikutuk menjadi batu. Sebentuk batu di pantai Air Manis, Padang, konon merupakan sisa-sisa kapal Malin Kundang.
Mungkin setiap orang sudah tidak asing dengan cerita malin kundang ini, karena memang cerita rakyat itu sering diangkat menjadi sebuah karya novel, buku ataupun film sekalipun. Sedikit kita akan coba mengingatnya kembali
Adalah seorang pemuda yaang bernama Malin Kundang yang pada masa kecilnya ia sangat senang bermain dan di sayang ibunya. Setelah melalui masa kecil yang indah, seiring berjalannya waktu malin pun bisa berfikir lebih dewasa. Karena merasa kasihan melihat ibunya yang banting tulang mencari nafkah untuk membesarkan dirinya. Malin memutuskan untuk pergi merantau agar dapat menjadi kaya raya setelah kembali ke kampung halaman kelak.
Setelah melalui proses perdebatan akan rencana kepergiannya merantau dengan ibunya, akhirnya Malin diijinkan untuk merantau dengan menumpang kapal seorang saudagar. Malin memang dibekali dengan kecerdasan oleh tuhan terbukti dengan rasa keinginan tahu nya yang tinggi Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah berpengalaman.
Di tengah perjalanan, tiba-tiba kapal yang dinaiki Malin Kundang diserang oleh bajak laut. Semua barang dagangan yang berada di kapal dirampas dan sebagian besar awak kapal dibunuh oleh para bajak laut. Malin Kundang beruntung, dia sempat bersembunyi di sebuah ruang kecil yang tertutup oleh kayu sehingga tidak dibunuh oleh para bajak laut.
Singkat cerita setetah Malin Kundang terkatung-katung di tengah laut, akhirnya kapal yang ditumpanginya terdampar di sebuah pantai. Tak jauh dari pantai tersebut terdapat sebuah desa yang sangat subur dan malin pun menetap dan mencoba membangun kehidupan di sana. Dengan kepintaran, keuletan dan kegigihannya dalam bekerja, Malin berhasil menjadi seorang yang sukses dan kaya raya. Ia memiliki banyak kapal dagang dan dengan anak buah yang gagah berani yang ratusan jumlahnya. Setelah menjadi kaya raya, Malin Kundang mempersunting seorang gadis untuk menjadi istrinya.
Setelah sukses, Malin membawa istrinya beserta anak buahnya berlayar ke kampung halamannya. Ibu Malin yang setiap saat ke dermaga menantikan kedatangan anak kesayangan itu akhirnya bahagia setelah melihat kapal besar yang dinahkodahi anaknya itu menepi di dermaga. Dengan perasaan yang rindu berbalut bahagia itu Ibu Malin pun semangat berlari menuju ke arah kapal dan memeluk malin dengan erat.
Tetapi melihat wanita tua yang berpakaian lusuh dan kotor memeluknya Malin Kundang menjadi marah kemudian mendorong sambil berkata-kata kasar seolah dia tidak mengenali wanita tua itu, meskipun sebenarnya ia mengetahui bahwa wanita tua itu adalah ibunya, karena dia malu bila hal ini diketahui oleh istrinya dan juga anak buahnya.
Mendapat perlakukan seperti itu dari anaknya ibu Malin Kundang sangat sedih dan marah. Ia tidak menduga anaknya menjadi anak durhaka. Karena kemarahannya yang memuncak, ibu Malin menyumpah anaknya menjadi sebuah batu. Tidak berapa lama kemudian Malin Kundang kembali pergi berlayar dan di tengah perjalanan datang badai dahsyat menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu tubuh Malin Kundang perlahan menjadi kaku dan lama-kelamaan akhirnya berbentuk menjadi batu.
sumber foto : pandoekoe.blogspot
Dan sekarang sisa-sisa dari legenda itu dapat kita lihat di sebuah pantai air manis, Pantai yang terletak di Kecamatan Padang Selatan bisa ditempuh dengan perjalanan darat sekitar 30 menit dari pusat kota. Pantai Air Manis menjadi lokasi wisata favorit yang ada di Kota Padang. Adanya onggokan batu yang terhampar diatas pasir bewarna putih kecoklatan pantai air manis menjadikan wisata sejarah nan unik yang dapat kita nikmati sampai saat ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar